Subscribe

5 Sinetron Paling Fenomenal Di Indonesia

5 Sinetron Paling Fenomenal Di Indonesia
Sejak kemunculan TV swasta 1990, -- RCTI -- tak butuh waktu lama, buat sinetron menjelma menjadi program yang sangat powerful. Dominasinya terus bertahan sampai sekarang. Sebelum era televisi swasta, TVRI pernah menayangkan beberapa sinetrion yang masih dikenang sampai sekarang, seperti Rumah Masa Depan, Aku Cinta Indonesia, Keluarga Rahmat, Pondokan, Losmen, Jendela Rumah Kita, dll.

Tokoh utama di balik munculnya industri sinetron pada pada masa modern (baca, era televisi swasta) adalah Ram Punjabi lewat PT Tripar Multivisoon yang mendominasi selama lebih dari selama 15 tahun. Cerita sinetron juga terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman.

Satu waktu, sinetron yang ada didominasi cerita ala Warkop DKI, lalu berdasarkan novel, adaptasi dari Bollywood, Asia Timur, seperti Hong Kong, Korea dan Taiwan, serta Jepang, telenovela, dan terakhir mirip-mirip serial drama Korea.

Tulisan ini asinya ulasan 17 sinetron Paling Fenomenal yang muncul di tabloid Bintang Indonesia edisi 879 dalam rangka ultah kami di usia 17 tahun pada Maret 2008 silam. Ada begitu banyak sinetron yang pernah diproduksi selama 17 tahun. Ada beberapa variabel yang kami jadikan patokan, yaitu rating, popularitas dan kepoloporannya dalam menginspirasi munculnya sinetron sejenis. Untuk kepentingan penulisan kembali, kami menambah 3 judul lain hingga jumlahnya genap jadi 20. Berikut 20 sinetron fenomenal pilihan kami.

1. Si Doel Anak Sekolahan (RCTI)

Si Doel Anak Sekolahan adalah mimpi Rano Karno yang menjadi kenyataan. Si Doel memang identik dengan Rano Karno. Dialah yang memerankan tokoh Si Doel dalam film Si Doel Anak Betawi yang disutradarai almarhum Syumandjaya. "Si Doel adalah obsesi saya. Selain mengangkat kehidupan masyarakat Betawi dengan segala pernik yang menjurus ke arah kurang baik, seperti pemalas, bodoh, tokoh Si Doel ingin mengubah mitos itu. Jujur saja, tokoh Si Doel panutan saya," ujar Rano Karno dalam wawancara dengan Bintang pada Januari 1994.

Si Doel Anak Sekolahan berkisah tentang perjuangan pemuda Betawi bernama Doel (Rano Karno) dalam mengagapi cita-cita menjadi insinyur. Doel tinggal bersama Babenya (almarhum Benyamin Sueb), Nyaknya (Aminah Cendrakasih) dan Atun (adiknya). Dalam perjalanannya, Doel yang di kala senggang menarik oplet ini terlibat cinta segitiga dengan dua gadis berbeda latar belakang, Sarah (Cornelia Agatha) dan Zaenab (Maudy Koesenaedi). Semula, Si Doel hanya diproduksi sebagai mini seri sebanyak 6 episode. Tapi sambutan yang luar biasa membuat Rano Karno memperpanjang, bahkan pernah diproduksi sampai Si Doel 5. Si Doel 1, 2 dan 3, ratingnya masih sangat bergigi. Sayang, begitu memasuki Si Doel 4, mulai kehilangan kendali. Tak apa, hal itu tak mengurangi signifikansi sinetron ini di ranah budaya pop kita. Selain itu, Si Doel melahirkan beberapa sosok yang kemudian jadi selebriti, seperti Maudy Koesnaedi dan Mandra. Tak ketinggalan Basuki dan Pak Tile. Si Doel Anak Sekolahan adalah Masterpiece-nya Rano Karno yang rasa-rasanya sulit terulang lagi.

2. Tersanjung (Indosiar)

Ini dia sinetron dengan jumlah episode paling panjang-di masanya-dalam dunia pertelevisian Indonesia. Ditayangkan dari tahun 1998-2005 dengan lebih dari 360 episode. Saking panjangnya pada 27 Februari 2006, sampai dicatat MURI (Museum Rekor Indonesia) yang diserahkan Jaya Suprana pada Ram Punjabi. Tersanjung bertutur tentang seorang gadis bernama Indah (Lulu Tobing) yang yatim piatu. Dia dibesarkan oleh keluarga Pak Kadis. Nah, istri Kadis, Rerno, ingin menjodohkan dengan Hendra. Tapi dalam perkembangan, Indah justru jatuh dalam pelukan Bobby (Raynold Surbakti) yang berakibat pada kehamilan Indah. Padahal tanpa sepengetahuan Indah, Bobby sudah dijodohkan dengan Mia. Ketika meminta pertanggungjawaban Bobby, Indah justru diusir Suryodibroto, ayah Bobby. Indah putus asa. Di puncak keputuasaan, Indah nekad bunuh diri. Seorang wanita bernama Yayuk menyelamatkan hidup Indah yang lalu memberinya pekerjaan. Seorang pekerja bernama Rama (Ari Wibowo) jatuh cinta pada Indah. Keduanya lalu menikah. Beberapa lama kemudian, Indah melahirkan bayi laki-laki yang dinamani Dandy.Rama menganggap Dandy sebagai darah dagingnya sendiri. Suatu hari, Bobby datang dan lalu merebut Dandy dari tangan Indah dan Rama. Inilah percikan yang kemudian membuat cerita melebar ke mana mana. Sinetron yang ditayangkan pertama kali pada 10 April 1998 dan disutradarai Vasant R. Patel asal India ini, diangkat berdasarkan skenario yang ditulis Deddy Armand. Selain Ari dan Lulu, sinetron ini juga dibintangi Anwar Fuady, Yatie Octavia, Robby Sugara, dll.

3. Jin dan Jun (RCTI)

Lewat sinetron yang disutradarai Arizal inilah, nama Sahrul Gunawan melambung di dunia hiburan tanah air. Alul, begitu panggilan akrabnya, yang mengawali karier sebagai penyanyi kemudian - karena sinetron ini-justru dikenal sebagai pemain sinetron. Jin dan Jun mengisahkan petualangan Junaidi (Sahrul Gunawan) bersama jin dan ditemukannya di Laut Kidul. Suatu hari, Junaidi menemukan sebuah botol di sela-sela batu karang. Karena penasaran, Junaidi lantas membuka botol itu. Tak dinyana dari dalam botol itu keluar asap biru. Tiba-tiba sosok Jin berdiri di depan Junaidi. Usia Jin ini sekitar 300 tahun. Merasa telah dibebaskan oleh Junaidi, sejak saat itu Om Jin, panggilan akrabnya, mengabdi pada Junaidi. Dimulailah petulangan seru Junaidi dan Om Jin. Kesuksesan sinetron ini lantas melahirkan banyak sinetron sejenis. Ada Jinny Oh Jinny, Tuyul dan Mbak Yul, dll. Mira Asmara, Misye Arsita dan Fuad Baradja ikut mendukung sinetron yang ditayangkan perdana pada 14 Mei 1996 di RCTI ini.

4. Keluarga Cemara (RCTI)

Aswendo, sosok di balik kehebatan sinetron ini. Keluarga Cemara diangkat dari cerita bersambung di majalah remaja HAI (sudah dinovelkan juga) yang juga ditulis Arswendo. Arswendo pula yang menulis sekaligus memproduksi juga penasihat produksi sinetron ini. Hasilnya? Dia menuai pujian dari semua kalangan. Keluarga Cemara menceritakan kisah keluarga Abah (Adi Kurdi) dan Emak (Novia Kolopaking, sebelum digantikan Aneke Putri-red) beserta ketiga anaknya, Euis, Agis dan Ara. Meski hidup sederhana, Abah dan Emak selalu menenamkan pentingnya pendidikan kejujuran dalam keluarga. Abah digambarkan sebagai kepala keluarga yang hangat, sabar dan penuh teladan bagi istri dan ketiga anaknya. Meski sering dijahatin orang lain, Abah selalu sabar dan tabah. Begitu juga sikap yang ditanamkan pada ketiga anaknya. Di tengah gempuran sinetron yang menjual mimpi, begitu kata banyak orang, Keluarga Cemara memberikan warna baru. Pendeknya, Keluarga Cemara replika keluarga ideal yang penuh sayang meski hidup serba pas-pasan.
sumber